Matarammetro- Sekitar 25 orang Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tersadar kembali melakukan orasi didepan gedung DPRD Provinsi NTB, Kamis 25 April 2024 sebagai lanjutan Aksi demo yang digelar pertama ditempat yang sama Senin 22 April 2024 kemarin dengan isyu yang sama yaitu anjloknya harga jual jagung petani dari harga Rp.6.000,-menjadi Rp. 3.900,-/kilo gram,
Untuk diketahui para mahasiswa yang berorasi menyampaikan 6 tuntutan didepan gedung Udayana selain meminta stabilitas harga jagung kembali juga diikuti tuntutan untuk mengusust tuntas kematian Heni Sukmayanti di Lombok Tengah yang diduga Polisi sebagai korban bunuh diri.
Tuntutan lainnya meminta agar DPRD NTB mengevaluasi kembali kinerja aparatur Kepolisian, Pemerataan kwalitas pendidikan, Turunkan harga pupuk dan obat obatan pertanian, dan memberantas mavia gas LPG 3 Kg yang disinyalir kerap terjadi kelangkaan.
Kehadiran para mahasiswa yang berorasi menyampaikan 6 tuntutannya tersebut ditemui langsung oleh Sekretaris DPRD Provinsi NTB – Drs. H. Surya Bahari, MMPd., didampingi jajarannya dan melakukan dialog secara lesehan dibawah terik matahari gedung Udayana Mataram.
Sekretaris DPRD Provinsi NTB – Drs. H. Surya Bahari, MMPd., mengatakan bahwa tuntutan yang disampaikan para mahasiswa tersebut akan dibahas oleh masing masing komisi yang membidangi.
“Saya garis bawahi permintaan adek adek yang hanya ingin diterima oleh anggota dewan, namun anggota dewan tidak ada sehingga saya yang menemui adek adek karena mulai hari kemarin (Senin 22 April 2024,red) para anggota dewan melakukan kunjungan ke masing masing dapil dan ada yang keluar daerah. Yang kemarin sudah diterima oleh komisi II termasuk masalah jagung yang sudah ditindak lanjuti oleh komisi II dan insyaallah dalam waktu dekat ada hasil yang kita dapatkan,”jelasnya mengawali jawabannnya kepada masa aksi.
Dihadapan mahasiswa UNDIKMA IKIP Mataram yang aksi demo, Surya Bahari mengungkapkan bahwa dirinya adalah mantan alumni dan juga mantan dosen di IKIP Mataram namun sekarang sudah tidak aktif, persoalan aksi demo dan pemblokiran jalan di Bima SURYA Bahari mengaku mengetahuinya karena kebetulan pada hari yang sam dirinya berada di Bima dan mengatakan bahwa kasus penangkapan sejumlah warga sudah diselesaikan oleh Pj Gubernur.
“Masalah LPG sudah dilakukan pembagian tugas dalam rapat pimpinan dan sedang turun ke lapangan bersama Kadis SDM. Harga pupuk sudah ditangani, stabilisasi harga jagung kemarin sudah diterima dan ditindak lanjuti oleh komisi II. Pemerataan kwalitas pendidikan, yang ini saya bisa jelaskan secara tekhnis walaupun bukan kapasitas saya, karena saya pernah bertugas di Dikbud NTB 7 tahun. Tetapi saya minta dibahas diluar, tetapi yang disampaikan hari ini akan tetap kami lanjutkan,”imbuhnya.
Surya Bahari juga mengingatkan para masa aksi yang terdiri dari mahasiswa UNDIKMA yang nota bene bakal calon pendidik agar dapat menyampaikan aspirasi yang juga mendidik dan lebih santun. (red)
