Rosyadi Sebut, Ivent MotoGP Berikan Pengaruh Besar Terhadap Adat dan Budaya

Matarammetro- Anggota Pengurus Majelis Adat Sasak Suryadi Jaya Purnama, mengungkapkan dalam acara Sangkep ( Rapat -Red) yang diselenggarakan majelis adat sasak adalah dalam rangka sangkep akhir tahun untuk merumuskan program-program kerja yang akan datang dan refleksi akhir tahun sebagai evaluasi program kegiatan yang sudah dilaksanakan tahun ini (2021).
Menurutnya gelar Sangkep ini juga untuk menghimpun sejumlah tokoh-tokoh adat Sasak yang punya perhatian terhadap perkembangan dan eksistensi kebudayaan Sasak.
“Oleh karena itu kita ingin agar program-program semacam ini bisa dilaksanakan dan ditingkatkan dengan dua cara, yaitu evaluasi pelaksanaan dari program yang telah berjalan dan sekaligus merumuskan program-program yang akan datang, agar pembangunan peradaban Suku Sasak lebih eksis dimasa mendatang. Baik dalam perspektif keagamaan maupun dalam praktek aksi dan atraksi budaya itu sendiri yang merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan,” ungkapnya. Sabtu 25/12/21.
Diakui Suryadi yang juga menjadi anggota DPR RI ini, bahwa keberadaan majelis adat Sasak secara umum relatif sudah cukup berjalan baik. Dan ekspektasi masyarakat terhadap Majelis Adat Sasak (MAS) cukup tinggi, bahkan dengan segala keterbatasan bisa melaksanakan program-program nya ini dengan baik.
Namun, lanjut Suryadi, ada beberapa hal yang menjadi kendala yaitu SDM dan juga kendala Otoritas untuk bersinergi dengan para pemangku kepentingan khususnya dengan pemerintah sehingga kendala ini dicarikan solusi melalui sangkep.
” Kalau secara individu sudah cukup signifikan tapi Sinergi Sasak yang perlu ditingkatkan dan dikonsolidasikan. Seperti harapan masyarakat Sasak di masa akan datang, MAS lebih baik lagi dan bisa bersinergi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat . Agar supaya tercipta harmonisasi dalam membangun peradaban Sasak yang lebih berMartabat,”ungkapnya.

Seperti diketahui pada penghujung akhir tahun 2021 ini , Majelis Adat Sasak ( MAS )kembali mengadakan agenda tahunan berupa Sangkep Refleksi dan Resolusi. Kegiatan yang bertajuk “Refleksi Akhir Tahun & Resolusi Kerja-kerja Kebudayaan Menyambut Kelahiran Perda Pemajuan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat” ini diselenggarakan di ruang rapat Sembalun Hotel Aston Inn Mataram.
Meskipun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan Covid 19 dan membatasi jumlah undangan, seluruh peserta yang hadir menilai kegiatan ini cukup sukses dan berhasil mencapai tujuannya.
Ketua Badan Pelaksana MAS, Lalu Bayu Windia, menegaskan MAS sebagai organisasi yang sangat terbuka dan kolaboratif serta jauh dari ekslusivisme. Selain lini pengurus inti BP MAS dan ke-walipaeran, kami mengundang unsur legislatif, birokrat, pemuka agama, perempuan, pemuda, jurnalis, dan relawan MAS.
“Alhamdulillah, hampir semuanya hadir hingga acara berakhir di sore hari. Sedikit sekali yang tidak berkesempatan menghadiri undangan kami tahun ini,” imbuhnya.
Bayu juga menyampaikan paparan tentang isu-isu sentral kebudayaan, ragam kerja-kerja kolaboratif yang telah dan masih dilaksanakan, rencana-rencana dan strategi kerja di masa yang akan datang. Di akhir paparan, ia menegaskan bahwa MAS bergembira dan siap secara aktif menindaklanjuti seluruh substansi yang diamanatkan dalam Perda Pemajuan Kebudayaan NTB yang telah disahkan dalam rapat paripurna DPRD NTB pada 10 Desember 2021 lalu .
Acara pembukaan, doa dipimpin oleh Lalu Abdurrahim dengan menggunakan bahasa Arab dan Sasak. Dilanjutkan dengan pembacaan teks Piagam Gumi Sasak oleh Lalu Ari Irawan, Wakil Sekjen BP MAS.
Kata pembuka disampaikan oleh Pemucuk Wali Paer, H. Mansur Ma’shum yang memberikan arahan tujuan agenda kegiatan .
Selanjutnya, sekumpulan seniman muda Sasak yang menamai grupnya ‘Badaq Iye ‘ mempersembahkan sebuah gubahan ansamble dengan mereproduksi lagu Sasak Inaq Tegining Amaq Teganang yang ditambahkan dengan pembacaan puisi perjuangan budaya.
Pertunjukan ini disambut sangat antusias oleh seluruh hadirin, Setelah paparannya, Ketua BP MAS langsung memandu dialog interaktif yang menghadirkan empat narasumber lintas stakeholder, di antaranya Suryadi Jaya Purnama (Anggota DPR RI Dapil NTB), TGH. Hazmi Hamzar (Anggota DPRD Provinsi NTB Dapil Lombok Timur), H. Aidy Furqon (Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi NTB, H. Lalu Agus Fathurrahman (Wakil Pemucuk Wali Paer Bidang Kebudayaan).
Diakhir Sangkep dhasilkan 9 resolusi 2022 untuk eksistensi dan peranan Adat Budaya sasak dalam pembangunan Daerah khususnya dan Nasional Umumnya yaitu :
- Mendorong terbitnya aturan tekhnis sebagai turunan Perda Pemajuan Kebudayaan serta implementasinya, meliputi usulan perlindungan kemaliq, pakaian adat, musik, dan sebagainya, (penanggungjawab, H. Rosiady A. Sayutie, M. Sc. Ph.D.)
- Kongres Bahasa Sasak (Dr. H. Aidy Furqan, M. Pd.,)
- Sangkep Beleq Mei 2022 (Drs. L. Bayu Windia, M.Si.,)
- Pendirian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Lombok (Suryadi Jaya Purnama, S.T., & Drs. L. Anas Amrullah).
- Mendorong Berdirinya Badan Pelestarian Nilai Budaya Prov. NTB ( Suryadi Jaya Purnama, S.T.,)
- Pemanfaatan ciri kebudayaan Sasak Di Gelaran MotoGP (Pemucuk Wali Paer H. Mansur Ma’shum )
- Kamus Online Bahasa Sasak Open Access (Safitri, S.T., M.Eng)
- Ensiklopedia Sasak (TGH. Subki Sasaki)
- Sangkep Khusus Bini Sasask ( Bq. Eva Nurcahyaningsih).
Usai acara, H. Rosiady A. Sayutie, M. Sc. Ph.D., sebagai salah satu penanggung jawab 9 resolusi tersebut menjelaskan bahwa, Resolusi yang dihasilkan sangkep tersebut adalah merupakan buah pemikiran bersama sebagai rencana pelaksanaan “MAS” dalam peran pemabangunan tahun 2022.
“Sangkep Majelis Adat Sasak ini untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan ditahun 2021 dan merumuskan perencanaan kegiatan tahun 2021 yang tertuang dalam 9 resolusi yang dirumuskan dari hasil pemkiran bersama peserta sangkep. Salah satu yang paling penting adalah bagaimana merespon adanya motoGP dengan mengambil peran penting dalam Icon Baru Lombok khususnya dan NTB umumnya. Karena ivent motoGP ini akan banyak memberikan pengaruh terhadap adat dan budaya sasak,”ungkapnya.(N3G)