Legenda Belabur Kokoq Babak Masih Jadi Momok Warga Perampuan

Legenda Belabur Kokoq Babak Masih Jadi Momok Warga Perampuan, Kades Minta Dibangun Tanggul Atau Bronjong

Matarammetro-Kali Babak adalah salah satu sungai yang legendaris dalam kisah kisah ketokohan dimasa pemerintahan kerajaan hingga zaman kolonial yang dikenal angker karena dikisahkan dalam sebuah dongeng sebagai basis salah satu kerajaan buaya penguasa air. Dengan legenda tersebut kali Babak menjadi menakutkan untuk dilintasi terlebih lagi jika terjadi banjir yang dikenal oleh suku sasak dengan nama Belabur Kokoq Babak (Banjir Bah Kali Babak) yang mengakibatkan para buaya akan naik hingga ke perkampungan hunian warga yang tergenang banjir.
Momok tersebut kembali menerjang 5 desa di Lombok Barat beberapa tahun lalu akibat banjir luapan Kali Babak (Belabur Kokoq Babak) yang mengakibatkan kerugian material yang dialami warga mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Desa Perampuan H.M. Zubaidi, S.Ag., M.Pd.I, .menuturkan bahwa, banjir yang terjadi pada saat itu adalah banjir kiriman dari hulu yang membawa material kayu dan sampah.
“Menurut data BWS, Kali Babak ini merupakan salah satu daerah aliran sungai (DAS) dari 197 DAS yang ada dipulau Lombok dengan hulu sepanjang 23 km tersebut berada diwilayah Lombok Tengah dan hilirnya diLombok Barat yang melintas diperbatasan Desa Perampuan dan Suka Makmur dan bermuara di Lembar. Banjir dikali Babak ini sekitar tahun 1990 (Belabur Kokoq Babak) luapannya mencapai 1,5 meter. Karena belum dibangun pintu air (Pengempel). Banjir bah ini tidak bisa diprediksi kendatipun telah dibangun pintu air sebagai pengendali. Banjir inipun pernah pula menerjang desa kami sekitar awal Mei 2021 lalu. Apabila curah hujan tinggi maka legenda belabur kokoq babak tetap menjadi momok buat kami dan sangat mengerikan, selain membawa sampah kiriman juga air resapan TPA Kebon Kongok bercampur jadi satu menambah rentannya penyakit menular. Kami berharap pihak terkait seperti BWS, DLHK, dan instansi yang terkorelasi dengan keberadaan Kali Babak ini agar memperhatikan krisis abrasi yang juga terjadi. Saya minta ditanggul atau dibronjong sepanjang 350 meter dari kaki Gunung Pengsong hingga lapangan sepak bola agar banjir bisa dihindar,”tuturnya.

Legenda Belabur Kokoq Babak Masih Jadi Momok Warga Perampuan, Kades Minta Dibangun Tanggul Atau Bronjong
Papuk Bonde 84 tahun Penghuni pertama bantaran kali Babak di kaki Gunung Pengsong

Papuk Bonde 84 tahun, salah seorang sesepuh warga bantaran kali babak didusun Batu Riti Desa Perampuan menuturkan bahwa sejak zaman kolonial Belanda dia sudah menghuni tempat tersebut bersama orang tuanya dan 5 pamannya dan telah melalui 4 kali Belabur Kokoq Babak (Banjir sungai Babak)
“Saya sudah tinggal didusun ini sejak zaman kolonial Belanda, orang tua saya bersama 5 saudaranya adalah orang pertama yang berani menghuni tempat ini. Dulu kali babak ini kecil dan banyak buayanya. Sudah 4 kali saya ketemu belabur kokok babak ini sampai usia saya sekarang. Sudah puluhan meter pinggir kali ini hilang digerus air (Abrasi) pinggir bagian selatannya karena merupakan pengkolan sungai babak. Tapi sebelah utaranya masih utuh seperti dulu,”tuturnya lugu.
Antok purnawirawan TNI dengan pangkat Kopral Kepala warga BTN Korem yang kerap kekali Babak memancing ikan menjelaskan hal senada dengan papuk Bonde. Namun Antok menambahkan bahwa selain sampah kiriman dari hulu, TPA Kebon Kongok juga banyak menyumbangkan sampah ke dalam aliran sungai Babak.
“Selain sumbangan sampah TPA, juga menyumbangkan folusi udara berupa bau yang sangat menyengat hingga BTN Korem bahkan tembus ke Labu Api,” jelasnya sembari menunjuk gunung sampah yang kebetulan terlihat menjulang dari tempatnya memancing.(N3G)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here