Matarammetro-Prahara Pura lingsar yang tak jua ada titik temu mendorong pengurus Kerame Pura Lingsar terus melakukan upaya dengan road show mengunjungi para sesepuh Muslim maupun Hindu sasak yang benyak memahami dan tahu tentang sejarah untuk menemukan titik terang dan mengungkap benang merah.
Ketua Krama Pura Lingsar Sad Khyangan Jagat 2022 – 2027 Ir I Gede Swartha, setelah pertemuannya dengan Ketua Laskar Sasak pekan lalu melanjutkan road shownya Nyungkem ke Puri Pajang sebagai implementasi “yayah réna” menghormati orang tua sebagai sesepuh sejarah bersama pendampingnya I Wayan Swardane, Jum’at 8 Desember 2023.
Dalam sungkem tersebut I Gusti Ratu Gde Harrya Konstituante yang merupakan generasi ke 7 Raja Mataram Lombok meminta penjelasan Krame Pura Lingsar mengenai Prahara yang terjadi di Pura Lingsar Sad Khyangan Jagat yang cukup mengegerkan maya.
Ketua Krama Pura Lingsar Sad Khyangan Jagat 2022 – 2027 Ir I Gede Swartha pun dengan lugas menguraikan secara kronologis dan melaporkan langkah langkah yang telah ditempuhnya dalam menunaikan kewajibannya sebagai Ketua Pura Lingsar Sad Khyangan Jagat 2022 – 2027 .
Dialog tersebut berlangsung hingga 2 jam dan mendapatkan restu dari I Gusti Ratu Gde Harrya Konstituante yang juga sepuh Merajan Pajang sembari menunjukkan bukti foto sejarah serta Silsilah dari Kerajaan Mataram Lombok.

Terpisah Ketua Krama Pura Lingsar Sad Khyangan Jagat 2022 – 2027 Ir I Gede Swartha, mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan sungkeman kepada semua para sesepuh dan Pedanda umat Hindu untuk mendapatkan pengayoman dan pencerahan.
“Ini adalah lanjutan silaturrohmi kami setelah pertemuan dengan Laskar Sasak. Hari ini kami sungkeman ke Puri Pajang untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi supaya beliau tidak diasupi informasi informasi yang menyesatkan. Karena beliau sangat saya hormati sebagai tokoh sejarah dan keturunan langsung dari paelaku sejarah Kerajaan Mataram Lombok. Kami akan terus melanjutkan road show ini untuk mengunjungi para tokoh dan sesepuh lainnya untuk mendapat pencerahan dan pengayoman agar kami menemukan titik terang dan dapat mengurai benang merah Pura Lingsar,”tuturnya.

“Setelah merampungkan Road show kami akan menyusun langkah strategis untuk mengembalikan Pengelolaan Pura Lingsar kepada 5 Banjar Pengamong yang sudah menguasai dan mengelola Pura Lingsar sejak thn 1974 tentu dengan Jajaran pengurus dari Banjar pengamong itu sendiri,”imbuh Swatha.
Dihadapan I Gusti Ratu Gde Harrya Konstituante Pengelingsir Puri Pajang, I Wayan Suardana( leter ) bersumpah bukan hanya keringat yang aka diteteskan untuk mempertahankan hak Pura Lingsar namun juga siap teteskan darahnya.
“Ampure, Terkait sengketa Pura Lingsar, tiang bersumpah jangankan hanya sekedar meneteskan keringat, mengorbankan harta dan darah pun tiang siap untuk mempertahankan hak Pura. Karena dua orang paman saya sudah menumbalkan nyawanya waktu pertama membuka sawah Pura yang masih berupa hutan dihuni oleh makhluk halus dan siluman dan juga ular berbisa. Sekarang sudah bersih dan terlihat empuk untuk dirampas”tegas Wayan.
Swartha sebagai pengemban amanat Pura Lingsar juga menghimbau kepada semua banjar agar tetap saling menghormati dan saling ayomi agar kerukunan dan keharmonisan tetap terjaga.
“Saya menghimbau kepada para ketua Banjar agar tetap teguh pada pendiriannya, jangan mudah disuapi ikan yang masih bertulang. Artinya agar dapat memilah informasi yang sesat dan yang benar. Mari kita saling menghormati dan saling menjaga untuk memelihara kerukunan dan keharmonisan. Terlebih lagi menjelang pesta demokrasi yang juga kewajiban kita bersama untuk mensukseskan Pemilu, Pemilukada, hingga Pilpres 2024,”pesannya.(red)