Matarammetro-Keluarga besar Guru Mangku Gede Wenten menebar 250 paket Sembako kepada masyarakat dari berbagai agama dan keyakinan. Pembagian paket sembako tersebut dihajatkan dalam rangka menyambut hari raya Nyepi tahun Baru Saka 1947/ 2025 yang juga bertepatan dengan momentum Hari Raya Iedul Fitri 1 Syawal 1446/2025.
Guru Mangku Gede Wenten mengungkapkan, ratusan paket sembako itu disediakan sebagai bagian dari Yadnya (Pengorbanan Suci), yang sebagiannya juga akan menyasar para Sulinggih (Pedande) dan warga kurang mampu dari berbagai agama dan keyakinan
“Bukan hanya untuk ummat Hindu, tetapi Ummat muslim, Budha, dan Nasrani juga boleh minta dan dibagikan yang bermukim diseputaran Cakra Negara,’ungkap tokoh yang dikenal setiap tahun selalulberbagi baik di hari raya ummat Hindu, Muslim maupun Nasrani dihri Natal.
“1 paket isinya lengkap. Mulai dari beras, minyak goreng, dan beberapa kebutuhan pokok,” terang Guru Mangku, sapaannya, saat ditemui dikediamannya, Sabtu (22/03/2025).
Menurutnya, dalam agama Hindu disebut Panca Yadnya atau lima jenis persembahan suci, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan hubungan harmoni antara tuhan, manusia, dan alam semesta. Ini selaras dengan ajaran Tri Hita Karana.
Sehingga kegiatan berbagi sembako ini sebagai bagian dari rasa kemanusiaan, serta upaya meningkatkan harmonisasi antar umat beragama. “Dalam Hindu, Pembagian porsi rejekinya 30 persen untuk tuhan, 30 persen untuk sesama, 30 persennya untuk biaya kehidupan sehari-hari. Itu pembagian kehidupan,” terangnya.
Tokh legendaris yang karismatik ini juga mengungkapkan, awal ia masuk ke Pulau Lombok Pada tahun 1976 yang memulai kehidupannya dengan melakoni banyak profesi. Mulai dari tukang ojek, sampai petugas asuransi.
Berhasil mendapatkan modal, ia lalu membuka usaha penjualan buku. Sayangnya ia harus menghadapi ujian, tahun 1989 ia mengalami kerugian hingga usahanya tersebut terpaksa ditutup. Masuk 1993 Ia kembali bangkit berkat restu dari orang tua untuk menggeluti usaha agen genteng yang membuat kondisinya berangsur-angsur pulih.
“Tradisi berbagi dan saling membantu antar sesama saya mulai di tahun 1996. Nyepi kami lakukan Yadnya, masuk perayaan Idul Fitri, kami berzakat. Begitu pula pas Natal kami tetap berbagi,” ulasnya.
Tradisi itu membuat rezekinya mengalir deras. Berkembang di usaha penjualan genteng, ia lalu merambah bisnis ekspedisi dan berhasil membeli 9 unit kendaraan angkut.
Tahun 2004 pun Guru Mangku terjun di dunia politik dan menjabat sebagai anggota DPRD Kota Mataram dari Partai Nasional Benteng Kemerdekaan dan Partai Nasional Bung Karno (PNBK) selama satu periode.
Tidak hanya itu. Guru Mangku juga sukses ketika terjun ke dunia Pariwisata. Saat ini ia telah berhasil membangun dua hotel dengan fasilitas berstandar hotel berbintang, di Kota Mataram.
Bea Siwa Anak Kurang Mampu dan Jumat Berkah
Guru Mangku merupakan tokoh Hindu di Pulau Lombok yang dikenal bertangan dingin. Sebab tidak hanya pada hari-hari besar keagamaan. Ia bersama keluarga juga kerap bersedekah setiap hari Jumat.
Bahkan ia banyak menyekolahkan anak-anak dari kalang kurang mampu, baik Hindu, Muslim, Kristiani dengan dana pribadi. Hasilnya anak-anak yang dulunya dibantu, kini sukses bekerja di berbagai sektor. Baik pemerintahan hingga menjadi pebisnis.
“Jadi, kuncinya jangan kita berharap pamrih. Apa yang saya lakukan biarkan Tuhan yang tahu,” jelasnya.(red)