Matarammetro-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd.,M.Pd., bakal melakukan pemekaran bidang kebudayaan 2 bidang yakni Bidang Perlindungan dan Pelestarian Budaya dan Bidang Pemanfaatan dan Pengembangan. Hal tersebut diungkapkan usai acara peluncuran Program “Kotaku Museumku Kampungku Museumku” dan pengukuhan Pengurus SNKI Korwil NTB oleh Menteri Kebudayaan RI Dr. Fadli Zon MSc., dihalaman Museum Negeri NTB, Selasa (7 Januari 2025).
Menurutnya, NTB akan proaktif dalam tugas tugas kementerian kebudayaan dengan mempersiapkan konsep konsep 2 opsi yang nantinya akan diselaraskan dengan Gubernur NTB yang baru melaui analisa analisa.
“Analisa pertama beban kerja, kemudian jangkauan luas pembinaan, ketersediaan fiscal, dan yang keempat ketersediaan SDM. Dan ini dipersyaratkan oleh Kemendagri kalau mau mekarkan suatu dinas. Ini untuk tahun depan. Dan opsi kedua yang saya siapkan adalah memekarkan dikbud dengan menambah bidang kebudayaan yakni Bidang Perlindungan dan Pelestarian Budaya dan Bidang Pemanfaatan dan Pengembangan,” Jelasnya.
Terkait dengan cagar budaya tak benda NTB yang sudah didaftarkan ke Pusat (Budaya Nusantara) Aidy Furqan mengatakan bahwa NTB baru 3 cagar warisan budaya tak benda yang sudah diterima persetujuannya yaitu “Mantera Banggruq, Gula Gending dan Berang Samawa.

Terpisah, Kabid Kebudayaan Dikbud NTB Lalu Abdurrahim, S.Pd., M.H., diruang kerjanya mengatakan, Budaya kearifan local merupakan tali penaut masa lalu dan masa kini bahkan hingga masa depan, Rabu (8 Januari 2025)
“Budaya merupakan warisan yang wajib dilestarikan, karena budaya selain sebagai cermin karakter suatu bangsa juga merupakan fungsi control social masyarakat yang melekat erat dalam norma norma kehidupan bermasyarakat,’ujarnya.
Lebih jauh dipaparkan bahwa peran budaya dalam tatanan social sebagai penaut atau penyambung masa lalu dan masa kini karena tetap dipertahankan kelestariannya secara turun temurun yang merupakan ritual keseimbangan hidup dengan alam semesta.
“Kita tidak bisa terpisahkan dengan adat budaya, karena ini ritual keseimbangan hidup dengan alam semesta. Contohnya ritual 7 bulanan kehamilan pertama yang diyakini sebagai pembentukan awal karakter dan kepribadian. Acara begawe beleq dalam ruwatan ritual adat perkawinan di Lombok dengan rentetan pelaksanaannya dari awal sampai selesai tidak bisa dikurangi maupun dilebihkan, harus sesuai dengan aturan adat. Ruwatan Selak Sasak yang mungkin juga kedepannya bisa kita usulkan lagi sebagai warisan budaya nusantara,”paparnya.
Untuk diketahui, Banggruk adalah sejenis ritual khusus untuk mempengaruhi kejiwaan obyek agar melakukan tindakan diluar kesadaran sesuai yang diinginkan. Dalam ritualnya dilambari dengan jampa jampi seloka yang disispkan dalam sebuah doa dan menjadi sebuah mantera khusus ilmu kebathinan khas sasak, dan dapat diwariskan secara turun temurun. (red)