Matarammetro-Selain tangisan pilu puluhan pedagang nasi warung yang gulung tikar akibat Gunung sampah di Lembar Selatan yang dilihat indah bak taman sari oleh Pemda Lobar, ternyata disitu juga ada gubuk reot dan kumuh yang dihuni oleh sepsang suami istri renta yang berumur kisaran 70 tahun lebih.

Mereka bertahan hidup diantara tumpukan sampah dan sengatan bau yang menurut orang lain berbau busuk dan sangat menyengat, namun bagi mereka sudah berubah menjadi harum bunga kasturi karena sudah terbiasa.

Papuk Edeng bersama istrinya papuk Rinah yang sedang menderita sakit hanya tergolek diatas tilam lusuh, sementara didampingi oleh seorang cucu laki lakinya yang masih duduk di kelas V SDN Lembar Selatan ditemui TIM BAPERA Lobar, Jum’at 10 Februari 2023.

Papuk Edeng 75 tahun yang mengaku asli Dusun Bakong menuturkan bahwa dirinya bersama istri dan cucunya tersebut hidup menumpang dilokasi tersebut dengan status penjaga lahan kawasan milik PT Gunung Emas yang dijadikan TPS oleh warga Dusun Segenter dan sekitarnya.

Kisah Miris Pasutri Renta Diantara Tumpukan Sampah Lembar Selatan
Papuk Edeng bersama Erwin Ketua BAPERA Lobar, sebelumnya menjaga dan mengolah lahan milik PT Gunung Emas, kini menjadi penjaga dan penikmat Gunung Sampah Lembar Selatan

Papuk Edeng terpaksa harus menikmati hidupnya dengan mengais sampah plastik sebagai penopang kebutuhan hidupnya sehari hari.

Sementara Papuk Rinah saat ditemui TIM BAPERA Lobar sedang tergolek sakit, sambari menangis sesegukan dengan terbata bata menuturkan bahwa dirinya sudah menderita sakit yang tidak dia pahami tersebut selama 3 bulan berlangsung tanpa ada orang yang menjenguk maupun memberikan bantuan.

Papuk Rinah juga mengungkapkan bahwa dahulu dirinya sering dijenguk Mantan Kades Lembar Selatan,bahkan diantar berobat dan dibiayai.

“Dulu masih Kepala Desa Lama, saya sering djenguk kalau sakit, terus dianter berobat sampai sembuh,”tuturnya terbata bata sembari menerawang masa lalunya.

Ketua BAPERA Lobar yang menemui Papuk Rinah, dengan mata berkaca kaca sebelum keluar dari gubuk derita tersebut sempat memberikan sejumlah uang alakadar untuk berobat. Erwin berjanji akan datang lagi dalam beberapa hari kedepan untuk mengantarkan sembako dan obat obatan.

“Papuk ini wajib dibantu, kalau Pemda Lobar tidak punya uang untuk sekedar menjenguk, saya pasti akan kembali lagi besok membawakan sembako dan obat obatan, sebagai manusia hati saya terrenyuh menyaksikan dan mendengarkan keluhannya. Saya yakin tak ada manusia yang tega berpangku tangan jika sudah datang menyaksikan kondisi sepasang suami istri renta yang tinggal dibangunan reot ditengah tumpukan sampah seperti ini. Ternyata di Lombok Barat masih ada orang yang dibawah garis kemiskinan,’ungkapnya sembab.

Kalau ada dermawan yang juga berminat mendonasikan sedikit rezeqinya kepada mereka silahkan mau secara langsung atau menghubungi BAPERA Lobar, dengan contack person atau WA +62 812-3920-053. Sebelumnya saya atas nama masyarakat mengucapkan terimaksih banyak jika ada yang tersentuh hatinya dengan kenyataan ini,”ujarnya. (N3G)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *