Lembaga Adat Mas Mirah  Gelar Pelatihan Adat Aji Krama

Lembaga Adat Mas Mirah  Gelar Pelatihan Adat Aji Krama
Lembaga Adat Mas Mirah  Gelar Pelatihan Adat Aji Krama

Matarammetro-Lombok Tengah-Perkembengan tekhnologi yang mengikis perlahan eksistensi adat budaya kearifan lokal yang melekat dalam norma norma kehidupan sosial masyarakat Indonesia umumnya menjadi ancaman serius memudarnya karakter bangsa Indonesia. Keberadaan adat budaya bangsa Indonesia dengan khazanah warisan leluhur merupakan aset yang tak ternilai harganya karena berkaitan dengan marwah bangsa dan daerah di NKRI.

Untungnya masih banyak pemerhati adat budaya daerah khususnya adat sasak yang masih dipertahankan oleh Lembaga Adat Mas Mirah Desa Marong Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah.

Ketua Lembaga Adat Mas Mirah Desa Marong, Lalu Suriana,S.Pd. mengatakan, keberadaan lembaga adat tersebut sebagai benteng pertahanan citra dan marwah bangsa Indonesia khususnya Suku Sasak di Pulau Lombok yang secara turun temurun tetap dipertahankan dengan berbagai upaya salah satunya dengan program program pelatihan untuk generasi muda.

“Keberadaan Lembaga Adat di Desa Marong ini sebagai upaya kami mempertahankanadat budaya warisan leluhur yang kemungkinan akan punah tergerus perubahan zaman. Untuk itulah kami melaksanakan program program kegiatan untuk mengisi agenda yang telah di rencanakan oleh Lembaga Adat diantaranya berupa pelatihan. Di tahun 2022 kemarin kami menggelar dua jenis pelatihan yaitu Pelatihan tentang Aji Krama Adat Perkawinan Sasak ditahun 2022 dan Pelatihan tentang Aksara Sasak yang rencananya sebagai lanjutan di 2023 untuk melahirkan generasi yang ahli dibidang pepaosan,”ungkapnya  saat di temui di aula Desa Marong, Senin 18/1/2023.

Menurutnya, membaca lontar sejarah Sasak dalam aksara Sasak akan menambah wawasan sejarah dan mempertebal penjiwaan sifat kesatria. Aksara sasak terdiri dari bermacam macam judul seperti Rengganis dan lainnya.  Untuk pelatihan phisolog juru bahasa di dalam Sorong Serah Aji Krama sudah diterapkan sejak tahun 2020 yang disebutkan sebagai  Pembayun, sementara Phisolog atau sorong serah aji kerama sejak tahun 2018 lalu secara rutin tetap diselenggarakan.

“Phisolog atau namanya pembayun adalah seseorang yang di utus oleh juru bahasa di dalam aji krama itu untuk menayakan kesiapan dari tamu yang sudah di undang oleh yang punya karya. Kemudian pelatihan kepembayunanya, insyaallah berapa generasi dari desa Marong itu sudah bisa kita pakai baik di dalam desa maupun diluar desa merupakan hasil kami mengadakan pelatihan di tahun 2018 sampai dengan sekarang ini,”tuturnya.

Lalu Suriana,S.Pd. mengaku sudah belasan generasi baik yang usianya masih muda maupun yang sudah agak dewasa sudah bisa di jadikan juru bahasa didalam menyelesaikan sorong serah aji kerama adat sasak.

“Sebagai perwakilan kami terutama di Kecamatan Praya Timur ini adalah Desa Marong yang paling menonjol di dalam pelaksanaan sorong serah aji Krama itu sendiri.  Di desa Marong itu sudah tersedia juru bahasa, kemudian  Adatnya memang kental walupun pernikahan itu sama sepupu tetap di langsungkan dengan adat sorong serah aji kerama apalagi pernikahan di luar desa. Oleh karena itu di desa marong itu sangat memiliki dan melestarikan namanya sorong serah aji Krama. Dan kami sering diundang sebagai narasumber dalam lembaga adat di luar desa Marong,”jelasnya.

“Untuk anggaran lembaga adat di masing masing desa berbeda beda sedangkan kami di sini di dukung oleh kepala Desa, khususnya di desa Marong, sehingga untuk tiap tahunnya di berikan anggaran Rp.20 juta dan sudah berlangsung tiga tahun sejak tahun 2020 kemarin itu anggaran 20 juta  pertahun. Karena kami di dukung oleh pimpinan di desa sehingga kami harus berbuat semaksimal mungkin untuk bisa melestarikan adat budaya Sasak,”tegasnya.(Rsl)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here