Categories Kesehatan

Kapus Pengadang Targetkan 743 Sasaran BCG Setahun

Matarammetro-Lombok Tengah- Imunisasi dasar melindungi orang dari risiko terjangkit kuman berupa virus atau bakteri yang membahayakan kesehatan. Kuman itu antara lain Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit tuberkulosis. Untuk menangkal bakteri ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian vaksin BCG  (bacille Calmette-Guerin) sejak dini.

Vaksin BCG merupakan salah satu dari sejumlah vaksin wajib yang memberi perlindungan pada anak terhadap penyakit tuberkulosis atau TBC. Fungsi vaksin BCG yang paling utama adalah mencegah dan mengurangi risiko terjangkit TBC. Tak hanya itu, pemberian vaksin BCG juga dapat mencegah TBC parah hingga 70 persen, demikian uraian Hermandi,S.Kep Kepala Puskesmas (Kapus) Pengadang, Selasa 17 Januari 2023 dalam dialog ringkas dengan media diruang kerjanya.

Menurutnya, BCG diberikan sekali dalam seumur hidup pada usia balita satu bulan. Kemasan satu botol BCG tersebut  untuk dosis sepuluh orang, ada instruksi dari atas tidak boleh di berikan. BCG tidak bisa diberikan dalam layanan POSYANDU karena dikhawatirkan dalam pelayanan POSYANDU tidak dapat terkendali dalam pemberian vaksin karen 1 botol BCG harus kolektif untuk sepuluh orang dan habis sehingga tidak ada sisa dalam 1 botol karena tidak bisa disimpan lagi. Jika sasaran di Posyandu tidak mencapai sepuluh orang, maka layanan kesehatan akan mengalami kerugian .

“Misalnya. kalau sasaran Posyandu ada dua orang untuk BCG, kita rugi delapan orang, nanti kita dianggap korupsi delapan dosis, itu kan biaya semua, makanya di pusatkan di puskesmas. Nah..! Pemberian BCG itu dilayani setiap hari Jumat dan sasaran yang datang ke sini. Kalau yang datang ke Puskesmas itu lebih dari sepuluh orang sasaran, maka kita tau kalau satu botol bisa habis sekali, sehingga tidak ada kerugian, terangnya.

Dikatakannya juga bahwa dalam rincian total komulatif akhir jumlah sasaran yang telah diberikan BCG akan ketemu total jumlah dosis yang telah terpakai. Diumpamakannya jika ngamprah sepuluh botol untuk seratus orang sasaran,namun dalam kalkulasi akhir didapatkan angka lima puluh dari sepuluh botol maka akan di anggap korupsi atau menggelapkan lima puluh dosis, hal tersebut menjadi dilema dan kerugian jika dilakukan  pelayanan BCG diluar Puskesmas.

“Jika bisa kumpul di Posyandu, atau di Desa, atau di Pustu, sepuluh orang atau lebih kami bisa datang melayani, boleh dimana saja, tapi sasarannya minimal delapan agar diakhir total itu kita tidak di bilang merusakan obat. Kalau yang lain mulai dari pengamprahan sampai ke Puskesmas, dijamin kemasan BCG itu tetap dalam Colncen dengan suhu dua sampai delapan derajat. Intinya pelayanan BCG itu sekali semiggu disemua desa, misalnya kalau desa mau mengadakan kumpul di sini, maka sasaran saya dua puluh orang. Kami siap melayani,”paparnya.

Lebih jauh diuraikannya bahwa target sasaran BCG sebanyak 743 orang bayi yang lahir setahun, yang jika dibagi menjadi 12 bulan maka menjadi 8% setiap bulan. Jika dilakukan kalkulasi bulanan dan menghasilkan kurang dari 8% sasaran maka dapat disimpulkan ada sasaran yang belum datang karena ada data perindividu.

“Jadi penilaian kita di situ,tentu di situ ada kematian bayi,ada kematian ibu, ya itu kita jaga betul sejak mulai dia hamil sampai lahiran hungga masa pertumbuhan. Untuk kasus kematian ibu belum ada, namun kalau kematian bayi dilahirkan ada enam kasus ditahun 2022. Dari 6 bayi itu empat meninggal di Rumah sakit yang melalui rujukan sesuai prosedur dan SOP namun tidak tertolong , dan yang dua bayi karena ibunya kurang pengetahuan pola asuh. Tolok ukur indeks kesehatan itu ada Tiga yaitu, 1. Angka kematian ibu melahirkan,  2. Kematian bayi,  3. Angka harapan hidup,. Yang tergolong harapan hidup 60 hingga 65 tahun,”tuturnya.

Menurutnya, kasus tranding saat ini adalah stunting, kelahiran bayi Stunting lebih pendek dari yang normal dengan ketinggian lahir 50 cm. Di tujuh desa binaannya terdapat 5014  balita, yang diukur stunting mulai dari umur satu sampai lima tahun ke bawah.

Dikatakannya juga bahwa dalam setiap rapat kordinasi dengan Kecamatan dalam pembahasan angka pernikahan, satu Kecamatan didapatkan angka dari data KUA sebanyak 1380 pasutri, setengah dari angka tersebut masuk dalam wilayah layanannya di 5 Desa.

“Yang nikah saja setahun katanya KUA 1.380 pasangan, itu yang nikah satu Kecamatan, berarti saya setengahnya 743 yang akan hamil ditahun berikutnya. Angka itulah menjadi target sasaran diangka 743-750,  jadi kita sudah wanti wanti jumlah sasaran, dan diliat dari hasil court pemeriksaan ibu bidan hanya lebihnya 10 orang dan itu bisa saja Desa terdekat. Partisipasi masyarakat menjadi harapan kami kedepan dalam peningkatan kwalitas maupun kwantitas pelayanan kesehatan masyarakat,”ujarnya.(Rsl)

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

mungkin menarik