Categories Berita

Dialog Luar Studio Ungkap Peran Sektor Pertanian Untuk Kesejahteraan

Serabi Laklak Dominasi Penampilan UMKM Berbahan Hasil Pertanian

Matarammetro-Mengawali program kerja tahun 2023 Dinas Pertanian Dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar dialog luar studio dihalaman depan Kantor Distanbun NTB yang mengupas Peran Sektor Pertanian Untuk Kesejahteraan bersama RRI NTB dengan nara sumber pembicara Prof. Dr. Suwardji, jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unram, Dr . Fathul Gani Kepala Distanbun NTB, dan  Abdul Muis Pimpinan Wilayah Bulog NTB, yang dipandu Presenter Presenter RRI Net NTB Ahmad Yani, pada hari Rabu 18 Januari 2023.

Dalam dialog tersebut dibahas tentang Renstra pembangunan sektor pertanian, keunggulan, jenis varietas unggul hingga sejumlah kendala yang kemungkinan dihadapi kedepannya dalam peran Sektor Pertanian Untuk Kesejahteraan rakyat NTB khususnya dan Indonesia Umumnya serta win win solution.

Dialog Luar Studio Ungkap Peran Sektor Pertanian Untuk Kesejahteraan
Serabi Laklak Dominasi Penampilan UMKM Berbahan Hasil Pertanian

Dialog tersebut juga diwarnai dengan penampilan sejumlah Produck UMKM berbahan dasar hasil Pertanian dan perkebunan yang didominasi oleh jajanan Serabi Laklak khas Sasak yang berbahan dasar tepung beras dan sudah mulai langka penjualnya.

Dalam wawancara terpisah, Abdul Muis Pimpinan Wilayah Bulog NTB fluktuasi naik turunnya harga beras tergantung situasi pasar. Dan untuk menjamin kenyamanan investor dibidang usaha produksi beras, Gabah dilarang keluar NTB kecuali sudah menjadi beras.

Dalam kesempatan yang sama ditempat terpisah Kepala Distanbun NTB Dr . Fathul Gani mengatakan produksi gabah kering giling NTB setahun mencapai 1,4 juta ton yang setara dengan 900.000 ton beras.

“Gambaran produksi gabah NTB mencapai 1,4 juta ton/tahun, yang setara dengan 900.000 ton beras, sementara konsumsi lokal berkisar antara 500.000 ton hingga 600.000 ton setahun sehingga masih telihat surplus pangan. Kalau ada program seperti bayangan saya untuk mengurangi tingkat konsumsi beras di NTB maka surplus pangan akan menjadi naik. Karena rata rata masyarakat NTB konsumsi nasi 3 sampai 4 kali sehari,”terangnya.

Menurutnya tradisi tradisi budaya begibung yang cenderung lebih banyak makanan tersisa dan terbuang akan dilakukan penyederhanaan.

“Budaya kita yang cenderung boros dalam mengkonsumsi beras kota coba sederhanakan menjadi lebih efektif. Coba kita bayangkan kalau kita gelar acara adat begawe dengan tradisi begibung, nasinya belum habis sudah ditambah lagi. Endingnya banyak yang tersisa dan jadi terbuang, itu kan mubazir,”ujarnya.

Menurutnya difersifikasi pengolahan hasil tanam itu lebih utama dengan tujuan tidak harus kenyang dengan nasi. Edukasinya harus melibatkan para ahli gizi dan dokter kesehatan yang lebih meyakinkan menyampaikan argumentasi. Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama juga penting dalam mengedukasi masyarakat tentang makna makna kemubaziran dan penghematan.

“Serabi Laklak panganan khas sasak dari bahan dasar tepung beras, kita akan coba juga menginisiasi dan mengedukasi dari bahan lainnya. Serabi Laklak ini adalah simbul bahwa produck akhir dari pertanian terutama tanaman pangan menghasilkan beragam panganan, Beras kita terserap oleh beragam produc olahan yang bisa dinikmati oleh semua orang. Dan serabi ini paforit saya karena berasal dari Kruak Lombok Timur,”jelasnya.(N3G)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

mungkin menarik