Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dinas Dikbud NTB, M Khairul Ihwan,
Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dinas Dikbud NTB, M Khairul Ihwan,

Matarammetro- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs.  SMK lebih banyak parktikum untuk mewujudkan output kejuruan yang terampil, mandiri dan profesional.Untuk mengimplementasikan tujuan tersebut sekolah kejuruan diperkuat lagi dengan program Vokasi sebagaimana yang dilakukan di negara negara industri dan maju.

Sebagaimana diketahui, Program Vokasi adalah program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan ketrampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB mengambil langkah tindak lanjut dengan menjalin ikatan kerjasama program sinergitas perusahaan industri elektronik dan lainnya dengan dunia pendidikan guna menunjang tujuan NTB Gemilang dan melahirkan generasi mandiri, profesional dan berkarakter melalui SMK BLUD.

Agar tujuan tersebut lebih massive dan sebaran SMK lebih merata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB merencanakan akan meng SMK kan sejumlah SMA diwilayah NTB yang masih dianggap zona kosong (SMA minim siswa).

Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dinas Dikbud NTB, M Khairul Ihwan, dalam sebuah kesempatan di gedung SMKN 3 Mataram mengatakan, untuk wilayah lombok zona kosong tersebut dari Aik Mel sampai Masbagik Lombok Timur.

“Zona kosong itu berada dari SMK 1 Masbagik sampai Pringgabaya, kebanyakan mereka ke Pringgabaya dan Selong. Kita sedang mencari alternatif supaya ada SMK dizona kosong itu, ada beberapa SMA dikawasan kosong itu akan kita SMK kan,”ujarnya.

Menurutnya ada kriteria SMA yang akan dirubah menjadi SMK yakni tidak begitu diminati sehingga jumlah muridnya sangat sedikit. Dan ada juga didaerah Gerung Lombok Barat, di Bima juga ada zona kosongnya.

“Untuk melakukan eksekusi perubahan kan dilkukan sosialisasi terlebih dahulu, dan ada musyawarah juga dengan tokoh masyarakat setempat, dan melalui diskusi diskusi. Setelah secara kelembagaan diterima dan masyarakat juga setuju, barulah bisa dilakukan perubahan,”sambungnya.

Menurut Ihwan, NTB khususnya tidak bisa hanya berpangku tangan dan hanya bisa menunggu sementara negara negara maju lainnya sudah menerapkan program Vokasi.

“Kita tidak bisa terus menerus seperti ini, semua negara maju sudah ke Vokasi dan tidak ada SMA, semuanya SMK, karena SMK itu bisa melahirkan kompetensi, sudah jadi tenaga siap pakai, jadi mau kemana saja bisa. Menurut saya anak anak pintar harus masuk SMK,”jelasnya.(N3G)

 

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *