Dinas LH Lobar Minta Analisa Ulang AMDAL PLTU Jeranjang
Dinas LH Lobar Minta Analisa Ulang AMDAL PLTU Jeranjang

Matarammetro-Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang diwilyah Kabupaten Lombok Barat menjadi sorotan tokoh Masyarakat dan sejumlah pihak, pasalnya Management PLTU tersebut diduga membuang limbah air bahang kelaut tanpa proses pendinginan maksimal. Selain itu timbunan pipa pembuangan limbah tersebut didug memicu terjadinya pusaran arus yang menyebabkan abrasi pantai hingga mengikis lahan warga setempat, terlebih lagi adanya bangunan jeti yang ternyata dibangun tanpa adanya analisa lebih detail sehingga dianggap PLTU Jeranjang menggunakan AMDAL Kaleng.

Ketua Lembaga Pemantau Kebijakan Publik (LPKP) Lobar Erwin  Ibrahim, menduga adanya kegagalan Manajemen pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang. Kegagalan itu yakni dalam pengelolaan air bahang, limbah sisa proses pendinginan perangkat PLTU Jeranjang  yang dibuang langsung ke laut yang diduga telah mencemari pesisir pantai Endok Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Hal itu dikatakan Erwin Ibrahim kepada GJI-NTB di Gerung (7-7-2022)

Menurut Erwin Air bahang itu adalah air laut yang telah digunakan dalam proses pendinginan mesin PLTU yang dibuang kembali ke laut, sehingga suhu permukaan laut mengalami peningkatan suhu dari suhu rata-rata air laut yang berdampak pada hilangnya sumberdaya ikan sebagai tumpuan ekonomi nelayan kawasn pantai Endok.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Lombok Barat Budi Darma Jaya dikomfirmasi diruang kerjanya mengaku baru tau sampai sejauh itu dampak yang ditimbulkan PLTU Jeranjang hingga meminta AMDAL yang digunakan PLTU Jeranjanmg dikaji ulang, Rabu 20/7/2022.

“Kami dari LH Lobar selalu meminta laporan per tri wulan terkait oprasional dan HO termasuk limbahnya sebagai langkah monitoring. Kami juga turun langsung ke lokasi menyaksikan proses emisi dan proses pengolahan limbah air bahang. Saya langsung kemuara dan tempat pembuangan air bahang. Memang airnya bagus pada saat saya disana dikondensor 1, 2, 3, saya periksa. Dan saya melihat ada problem dikondensor satu karena airnya keruh, namun pihk PLTU mengtakan itu terjadi karena sedotan pertama yang kuat.dan saya menunggu sampai airnya bagus kembali dan sudah bagus saat saya disana. Tapi tetap saya minta untuk dinormalkan. Nah terkait dengan info bahwa air bahang yang terbuang masih panas dan bisa mateng telur dalam setengah jam serta dampak abrasi yang sangat mengancam akibat perubahan arus yang ditimbulkannya, tentu AMDAL nya harus dilakukan kaji ulang demi masyarakat dan generasi mendatang,”tegasnya.

Menurutnya PLTU jeranjang setidaknya dibebani tanggung jawab moral akibat dampak abrasi yang sudah hampir mengikis lahan warga.(N3G)

 

 

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *