Kepala SMKPP Mataram Harapkan Pembentukan Duta Zero Waste

Kepala SMKPP Mataram Harapkan Pembentukan Duta Zero Waste
Kepala SMKPP Negeri Mataram Sugiarta SPi.,MPd.,MSi, di Green Campus milik SMKPP Mataram sambil ngopi bareng Matarammetro.com, Sabtu 19 Juni 2019.

Edukasi Daur Ulang Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, Kepala SMKPP Mataram Harapkan Pemerintah Bentuk Duta Zero Waste Di Sekolah.

Matarammetro-Bebas sampah adalah filsafat yang mendorong perancangan ulang daur sumberdaya, dari sistem linier menuju siklus tertutup, sehingga semua produk digunakan kembali. Tidak ada sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir dan insinerator atau teknologi termal lainnya. Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Zero​,kutipan Zerowaste.id ini disampaikan  Kepala SMKPP Negeri Mataram Sugiarta SPi.,MPd.,MSi, di Green Campus milik SMKPP Mataram sambil ngopi bareng Matarammetro.com, Sabtu 19 Juni 2019.

Lanjut Sugiarta” terkait dengan itulah kami mencoba melakukan penerapan lebih lanjut dilingkungan SMKPP Mataram sebagai edukasi PHBS masa pandemic yang lebih produktif dengan mengolah sampah organic menjadi pupuk,” ujarnya.

Lebih jauh Sugiarta menuturkan tentang program produksi pupuk organic yang akan dikembangkannya menjadi sebuah peluang usaha profit, kreatif dan inofatif.

“Sampah sampah ini berasal dari hasil pengumpulan oleh siswa, saya bagikan kepada mereka  masing masing 1 buah karung untuk mengumpulkan sampah organic dan an aorganik dilingkungan SMKPP Mataram. Setelah terkumpul kami akan giling sebagai bahan kompos pupuk organic.  Dari kegiatan ini ada beberapa keuntungan yang dihasilkan diantaranya, mengedukasi murid SMKPP Mataram untuk biasa hidup bersih hingga terbawa ke lingkungan tempat tinggal mereka, mengedukasi siswa tentang pemanfaatan sampah manjadi pupuk kompos sebagai peluang usaha profit,  mengedukasi siswa tentang tekhnologi pengolahan sampah menjadi pupuk organic dengan dukungan sejumlah peralatan mekanik dan elektronik. Mengiring siswa menjadi generasi yang lebih produktif dan kreatif,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa untuk menghasilkan pupuk organic standar  harus melalui proses penggilingan, setelah digiling menjadi lembut, sampah organic ini di olah dengan beberapa bahan lainnya baik sekam bakar, pupuk kandang, tanah yang sudah diayak, yang kemudian diproses melalui permentasi menjadi pupuk organic yang memiliki nilai ekonomi. Selain untuk komersial,juga dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk memupuk tanaman hias, kebun kebun edukasi siswa dan lainnya.  Agar lebih meyakinkan secara kwalitatif maka harus melalui  analisa laboratorium  BPTP agar diketahui  kadar nutrisi dan lainnya yang dibutuhkan tanaman.

Terkait ketersediaan bahan baku organic, Sugiarta mengatakan bahwa SMKPP Mataram memiliki siswa sebanyak 625 orang setiap tahunnya. Jika disekolah kehabisan sampah siswa dapat memberikan andil kepada pemerintah daerah dengan membawa sampah sampah organic yang dihasilkan dirumahnya maupun dilingkungannya klesekolah sebagai salah satu bawaan edukasi yang mereka dapatkan disekolah.

“Untuk produksi volume besar kami sudah memesan mesin  penggilingan sampah.  Volume sampah dilingkungan sekolah saja hampir mencapai 2 ton sehari. Akan lebih bermanfaat kalau kami olah menjadi pupuk, sehingga tak sehelai sampahpun dibiarkan keluar dari sekolah. Semuanya akan menjadi ekonomi produktif. 1 kantong  itu berisi  5 kg pupuk yang dijual seharga 10.000. Sampah ini bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan, jadi jangan kita anggap momok yang menakutklan, mari kita anggap sebagai sumberdaya yang butuh perhatian dan perlakuan yang baik sehingga menghasilkan sebuah produck daur ulang yang bermanfaat,”imbuhnya.

Menurutnya seluruh rangkaian prosesing pengolahan sampah yang mulai diterapkannya dibingkai dalam mata pelajaran (Mapel)  produk ekonomi kreatif SMKPP Mataram.

“Saya berharap kepada pemerintah terkait, karena sekolah salah satu pemberi andil sampah dan penanganan sampah.  Sehingga dibutuhkan kurikulum khusus agar lembaga pendidikan dilibatkan  sebagai  duta zero waste dengan menggelar pelatihan untuk para guru dan mengukuhkannya sebagai Duta Zero Waste yang digaungkan pemerintah,” harapnya.(N3G)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here