“Beda,” Adat Budaya Suku Sasak Bayan Lombok Utara

“Beda,” Adat Budaya Suku Sasak Bayan Lombok Utara
“Beda,” Adat Budaya Suku Sasak Bayan Lombok Utara

Matarammetro-Suku sasak bayan adalah suatu komunitas yang merupakan bagian khusus dari masyarakat suku-bangsa sasak yang lebih luas, dan dikenal sebagai pusat budaya Lombok tertua. Komunitas ini terpusat disebuah desa yang bernama Desa Bayan, sebagai bagian dari wilayah Kecamatan  Bayan, Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Selain itu, suku sasak bayan sebagai pengamal adat-istiadat atau sistem religi seperti yang ada di Desa Bayan juga, tersebar diberbagai dusun yang ada didesa-desa wilayah Kecamatan  Bayan Kabupaten Lombok Utara, demikian yang ditulis Bajang Rinjani Community(BRC) dimedsos digrup KLU Bicara yang dibagikan oleh status Fatah Sabil.

Menurut BRC dalam tulisannya menyebutkan bahwa, Sistem kepercayaan Suku Sasak Bayan mengkonsep alam kedalam tiga golongan yaitu :

π> Golongan pertama disebut dengan gumi beliq ( alam semesta ), yang bersifat sakral, suci, keramat, dan memiliki kekuatan ataupun sifat baik.

π> Golongan kedua disebut dengan gumi beriq ( manusia ), yang bersifat tidak keramat, profan (tidak suci), dan memiliki kekuatan ataupun sifat buruk.

π> Golongan ketiga disebut dengan gumi baqiq (alam roh-roh halus), yang merupakan kombinasi dari sifat golongan pertama dan kedua.

Konsep tentang gumi beliq, gumi beriq, dan gumi baqiq tersebut merupakan suatu orientasi nilai-nilai luhur dalam kehidupan masyarakat suku sasak bayan yang berhubungan dengan alam sekitar mereka.

Hal tersebut diyakini dapat mengantisipasi sikap masyarakat dalam mengelola alam secara semena-mena. Dan demi untuk menyelaraskan kehidupan yang harmoni dengan alam sekitar dan menghormati para leluhur.

Sedikit gambaran tentang suku sasak bayan yang terus menjaga warisan budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh leluhur nenek moyang kita di kecamatan bayan, pulau Lombok.

 

Kami dari BRC

Mengucapkan mohon maaf jika ada kekurangan dan kata-kata yang salah dalam penulisan postingan ini. Kami keluarga besar Bajang Rinjani Community sangat mencintai budaya dan adat istiadat suku sasak bayan yang masih tetap lestari sampai saat ini.

Demikian BRC menutup tulisannya yang menuai komen pro dan kontra difacebook.

Meskipun demikian tulisan tersebut sedikit lebih membuka khazanah perbendaharaan adat budaya sasak yang jarang dibahas entah karena tidak dianggarkan pemerintah untuk kelestarian cagar budaya atau memang enggan menggali potensi tersebut yang cenderung lebih terfokus oleh politik dan proyek.

 

Tulisan ini dimuat sebagai pengetahuan tentang sejarah dan agar dapat dipergunakan sebagai  refrensi pembaca tentang betapa sakeralnya nenek moyang bangsa Indonesia dalam menghargai alam semesta yang diciptakan Tuhan(N3G).

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here