Matarammetro-Deru langkahnkaki kaki kecil yang berdebu berlomba meburu layang layang putus di ajang FORNAS VIII NTB dalam katagori Lomba Layang Layang Adu.
Ratusan bocah dari berbagai kampung yang bahkan tak diundang, tamupun bukan, namun mereka tak epduli terik panas, haus dan lapar. Yang ada hanya semangat berburu layang layang putus dengan penuh keceriaan dan kompetisi persaingan sengit diantara mereka.
“Los, aku sudah dapat benangnya, ujar seorang bocah terengah engah dengan nafas berpacu berhasil; menyambar ujung benang layangan yang putus. Namun didepannya telah berdiri rivalnya dengan layangan yang dimaksud dalam cengkraman tangannya.
Terjadi perseteruan kecil diantara mereka, namun akhirnya salah seorang harus mengalah dengan sportifitas yang tinggi bersaing tanpa bermusuhan.
Peristiwa tersebut merupakan sebagian ceritera kecil yang dinikmati bocah bocah dengan kegembiraannya, hasil buruannya ada yang menjadikannya sebagai koleksi kebanggaannya, ada pula yang akan dijadikan layangan andalannya, dan sebagian ada yang menjual hasilnya.
“Karena ini ada gambarnya bagus dan layangan luar daerah, saya menjualnya dengan harga Rp.5000 kalau yang masih utuh. Kemarin saya dapat 8 layangan,” tutur seorang bocah sebut saja namanya Ucil mengaku dari terong tawah.
“Hari ini saya Cuma dapat satu tapi robek sedikit,”imbuhnya penuh keringat.
Dari ceritera kecil ini kita bisa dapatkan dampak lebih dari pelaksanaan VORNAS VIII NTB, bukan hanya dampak ekonomi, namun akan menjadi sejarah bagi generasi penerus dan menjadi kebanggaan sepanjang masa.
Bahkan ratusan bocil pemburu layang layang putus pun menikmatinya bukan hanya sekedar moril, namun ternyata menjadi bagian dari penghasilannya secara ekonomi, meskipun tak seberapa menurut orang dewasa namun bagi mereka sangat berarti dan berharga bahkan dibanggakan.(red)
