Miris SMKN 1 Pringgarata Sepi Peminat, Kepsek Keluhkan Akses Jalan Ancam Jiwa

Matarammetro-SMKN 1 Pringgarata yang terletak dipinggir hutan Desa Pemepek Jl. Pemepek Rarung Km. 03 Pringgarata, Pemepek, Kec. Pringgarata, Kab. Lombok Tengah, sepi peminat. Dari tahun ke tahun jumlah siswanya tak pernah lebih dari 35 orang kendatipun dukungan fasilitas sarana prasarana belajar cukup memadai dengan jurusan kompetensi yang lengkap untuk sebuah sekolah kejuruan.

Yaltaki, M.Pd., Kepala SMKN 1 Pringgarata mengatakan, dirinya tidak akan pernah menyerah,sampai SMKN 1 Pringgarata benar benar menjadi SMKN yang maju dan popular.

“Saya sudah melakukan berbagai upaya, mulai dari sosialisasi secara kelembagaan dengan lembaga lembaga desa, maupun dor tu dor secara marathon, kami tetap jalan bersilaturrohmi. Kagiatan social juga kami laksanakan dengan program bersih bersih dimasjid masjid, tetap saja respons masyarakat hanya sampai disitu. Tapi saya suka tantangan ini, dan saya tidak akan pernah menyerah sampai SMKN 1 Pringgarata benar benar maju dan popular,”ungkapnya diruang kerjanya (Selasa, 2 September 2025).

Mirisnya akses jalan yang berlubang, bergelombang dan berdebu, nyaris mengancam keselamatan jiwa
Mirisnya akses jalan yang berlubang, bergelombang dan berdebu, nyaris mengancam keselamatan jiwa

Menurutnya, selain karakter masyarakat sekitarnya yang acuh dengan perubahan structural karena ketersediaan sumberdaya ekonomi yang cukup untuk diwariskan kepada anak anaknya berupa bisnis galian C tanah urug, juga terkendala oleh akses jalan yang berdebu dan bergelombang, rusak karena tidak sesuai dengan volumenya tonase karena dilalui oleh dum truck mengangkut material tanah urug.

“Kondisi jalan ini tidak mendukung untuk peminat dari luar desa atau kecamatan karena enggan dengan hamburan debu kala kemarau, terlebih musim hujan jalanan jadi licin dan berlumpur. Kondisi jalan ini sangat mengancam jiwa, terpeleset sedikit bisa dilindas dum truck dari belakang,”tuturnya.

Yaltaki mengaku sudah melakukan upaya dialog dengan pihak Polsek setempat, untuk memohon agar lalau lintas dum truck diberi jeda pada jam pagi saat berangkat kesekolah, dan jam siang saat siswa pulang sekolah agar debu tidak menerjang siswa pengendara motor saat kemarau, dan lumpur tidak menciprat pakaian siswa saat musim hujan.

Mirisnya akses jalan yang berlubang, bergelombang dan berdebu, nyaris mengancam keselamatan jiwa
Siswa dan pengendara motor dibelakang dum truck diterjang debu, keluar kepala jadi abu abu

“Jalan ini kan dibeberapa titik berlubang, saat musim hujan terjadi genangan air berlumpur, ketika dilindas dum truck airnya bercipratan, pakaian siswa jadi kotor sampai ke sekolah. Musim kemaraupun demikian diterjang debu, kalau  berpapasan sangat miris, nyawa bisa melayang kalau terpeleset karena dibelakang ada dum truck bermuatan tanah urug, itu yang membuat anak anak luar desa ini enggan mendaftar disini. Seandainya pemerintah memperbaiki jalan ini atau membuat jalur alternative dari sedau ke desa pemepek ini minimal bisa dilalui motor, insyaallah anak anak dari SMP maupun Madrasah daerah Sedau dan sekitarnya bakal mendaftar masuk sekolah ini,”harapnya.(red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

mungkin menarik