Matarammetro- Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 4) Mataram adalah pendidikan menengah yang lebih menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan praktis siswa untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja sehingga dalam pelaksanaan belajar mengajar lebih mengarah kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
SMKN 4 Mataram menawarkan pendidikan yang lebih berkarakter, dan terarah pada bidang kejuruan Pariwisata dan perhotelan, bisnis, boga, kecantikan dan perangkat lunak.
Untuk mengarahkan tanaga tenaga trampil lulusannya, SMKN 4 Mataram menjalin kemitraan dengan belasan perusahaan local maupun mancanegara. Saat ini lebih dari puluhan perusahaan asing menjadi mitra kerja SMKN 4 Mataram khususnya Jepang.
Hal ini diungkapkan Dr. Mawardi guru pembimbing jurusan bahasa Jepang SMKN 4 Mataram yang pernah menyelesaikan pendidikannya di Jepang selama 6 tahun, (Sabtu 14 Juni 2025).
“Mitra kerja kita sudah banyak yang dating ke SMKN 4 untuk menandatangani MoU kerjasama tenaga kerja magang (training) keluar negeri terurama ke Jepang. Peminatnya banyak, hanya saja siswa terkendala dengan biaya yang cukup besar berkisar 60 sampai 70 juta rupiah, sementara peluang kerja kejepang itu cukup menjanjikan, karena setlah balik ke Indonesia sudah punya modal dan sudah menguasai management,”ungkapnya.
Menurutnya untuk bisa magang ke Jepang syaratnya siswa harus menguasai bahasa jepang minimal standar N5 dasar dan N4 naik level.
“Untuk mencapai target standar ini siswa tidak cukup hanya mendulang dikelas, maka kami memanfaatkan ekstra kurikuler setelah jam sekolah untuk penguatan bahasa jepang, dan pariwisata. Selain itu siswa juga kami dorong untuk mengikuti privat dilembaga lembaga pendidikan (LPK) resmi yang bersertificat diluar sekolah,”terangnya.
Dikatakannya juga selain kendala biaya, pihak sekolah juga kerap berhadapan dengan permasalahan dukungan wali murid yang enggan mengizinkan anaknya bekerja diluar negeri.
Hal senada juga disampaikan Kepala SMKN 4 Mataram, Iwan Supriady, A.M.D., S.Pd., bahwa tidak semua wali murid mau melepasakan anaknya ke luar negeri.
“Tidak semua orang tua mau melepas anaknya ke Jepang, seperti tahun lalu permintaan ke Abudabi, Emirat Arab, 100 tenaga Housekeeping
, dan lainnya Cuma 5 yang daftar padahal tenaga yang dibutuhkan 200-an. Nah inilah kendalanya, ketika anaknya semangat dan siap, orang tua yang tidak mengizinkan,”ungkap Iwan.
Menurutnya sekian banyak lulusan SMK yang siap pakai tidak mungkin terserap di NTB, sehingga lulusan SMK yang tidak keluar negeri atau keluar NTB (ke daerah industry besar,red) cenderung membangun usaha sendiri (mandiri) yang dikesan tidak bekerja oleh pemerintah.
“Sedangkan untuk memberi informasi peluang kerja kepada lulusan SMKN 4 setiap tahunnya menggelar Job FAIR diberbagai bidang usaha dan industri. Namun bagi lulusan yang sudah punya usaha sendiri dan cukup mapan malah enggan kerja diperusahaan orang,”terangnya.
“Terkait dengan mempersiapkan siswa magang ke Jepang, SMKN 4 Mataram akan datangkan guru dari jepang (negri Sakura), sehingga jepang bisa menentukan sendiri siswa yang dianggap layak untuk magang dinegeri sakura itu. Jadi mereka bisa interview langsung dengan siswa, maka standar yang diinginkannya bisa diperoleh atas dasar penilaiannya sendiri,”imbuhnya (red).