Categories Berita Kesehatan

Kadis Nakeswan NTB Sebut Virus Bersemayam Dalam Darah Hewan, Masih Zona Merah PKM

Matarammetro-PKM yang sempat mewabah di NTB dengan penularan kilat dan masuk dalam katagori darurat membuat pemerintah mengambil tindakan cepat tanggap dan melakukan pembatasan pergerakan hewan ternak khususnya yang berkuku belah untuk mencegah penularan lebih meluas.

Gerakan vaksin segera pun dilaksanakan bersama sinergi pemerintah sipil dan TNI POLRI dengan mengerahkan tim Nakeswan yang bahu membahu bersama masyarakat.

Terkait dengan capaian tersebut Kadisnakeswan NTB drh. Khairul Akbar yang dikembalikan ke posisinya beberapa waktu lalu mengatakan bahwa capaian vaksin PKM NTB baru mencapai 50% dan masih dalam katagori zona merah (WASPADA DARURAT), Rabu 7 Desember 2022.

“Jadi, pada ternak sapi ini, kalau kita katan Zero Casus artinya tidak terlihat lagi gejala virusnya. Tapi kuman kumannya masih ada hidup dan bersemayam didalam sel sel darah ternak, setelah 3 tahun baru bisa dikatakan kuman kumannya mati. NTB masih dikatakan dalam zon merah, untuk menuju kuning harus dilakukan survey lands dengan tindakan mengambil sample darah ternak yang selanjutnya dilakukan tes darah barulah kita tahu pasti ternak bebas dari kuman virus PKM. Saat inipun NTB belum berani diclaim zona hijau atau zona kuning PKM, dan dipastikannya NTB masih dalam zona merah PKM karena belum dilakukan Suvey Lands Sesuai surat edaran nomor 7 ,”jelasnya.

Lanjut Khairul,”Yang menarik adalah kita masih boleh mendistribusikan atau menjual ternak dari zona merah ke zona merah dengan catatan harus sudah divaksin. Kita juga sudah mengeluarkan rekomendasi untuk penjualan ternak ke Kalimantan dan Sulawesi dengan syarat harus divaksin dan ada penandaan,”imbuhnya.

Disnakeswan NTB rutin dengan 5 kegiatan yakni, vaksinasi, pendataan, penandaan, pengobatan ternak sakit, dan disinveksi kandang dan lingkungan seputar kandang ternak sebagai langkah antisipasi terjadinya penularan baru hingga KIE sosialisasi.
Disnakeswan NTB rutin dengan 5 kegiatan yakni, vaksinasi, pendataan, penandaan, pengobatan ternak sakit, dan disinveksi kandang dan lingkungan seputar kandang ternak sebagai langkah antisipasi terjadinya penularan baru hingga KIE sosialisasi.

Menurutnya NTB harus tetap waspada, pihaknya tetap melaksanakan 5 kegiatan rutin berupa vaksinasi, pendataan, penandaan, pengobatan ternak sakit, dan diinveksi kandang dan lingkungan seputar kandang ternak sebagai langkah antisipasi terjadinya penularan baru hingga KIE sosialisasi.

“Populasi sapi kita lebih 2 juta ekor, yang sudah tervaksin baru satu jutaan, jadi masih dibawah 50%, namun terus kita lakukan. Untuk wilayah Lombok tiak ada kendala yang berarti karena ternaknya rata rata dikandangkan dan kumpul. Disumbawa dan Bima butuh waktu lagi karena harus menunggu ternaknya kumpul sebab dilepas berkeliaran. Kita butuh tambahan tenaga tenaga yang harus melalui pelatihan. Pak Gubernur juga sudah mengingatkan agar jangan lengah kendatipun kita sudah mengarah ke Zero Casus,”tuturnya.

Diimbaunya juga kepada masyarakat pemilik ternak agar tetap waspada karena penularan virus PKM sngat cepat karena bisa melalui hembusan angin. Sedapat mungkin agar ternaknya yang belum divaksin segera melapor diri kepos pos terdekat. Walaupun ada yang terlihat sakit segera hubungi petugas untuk pengobatan segera, karena obat obatan sudah banyak disediakan. (N3G)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

mungkin menarik